Menu Tutup

Empat Jenis Kegiatan Belajar

Belajar jauh lebih luas daripada sekedar mengetahui dan memahami, membuat anak memiliki pengetahuan dan wawasan yang bermacam-macam. Belajar sudah pasti lebih luas daripada sekedar kegiatan menghafal rumus dan aneka fakta informasi pengetahuan.

Menurut UNESCO, ada 4 jenis kegiatan belajar, yaitu:

Learn to be (belajar tentang diri)
Learn to know (belajar untuk mengetahui)
Learn to do (belajar keterampilan)
Learn to live together (belajar hidup bersama)

 

Belajar tentang diri (learn to be) adalah proses anak belajar mengenai dirinya. Anak belajar mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya, mengelola perasaannya, belajar memahami perannya di keluarga serta dalam kehidupan sosial.

Belajar untuk mengetahui (learn to know) adalah proses belajar kognitif untuk memahami aneka pengetahuan. Kegiatan ini paling populer dan paling sering dipraktekkan dalam model pendidikan di Indonesia.

Belajar keterampilan (learn to do) memiliki dua dimensi, yaitu keterampilan lunak (soft skills) dan keterampilan keras (hard skills). Belajar keterampilan lunak berkaitan dengan proses anak belajar berbahasa, berkomunikasi baik verbal maupun non-verbal, serta berorganisasi. Belajar keterampilan keras berkaitan dengan proses belajar menggunakan alat & melakukan sebuah prosedur kegiatan.

Belajar hidup bersama adalah proses anak berinteraksi dengan lingkungan sosial di sekitarnya. Anak belajar berempati, berkomunikasi, melakukan negosiasi, bekerjasama dan bekerja dalam kelompok.

***

Dengan memahami bahwa proses belajar memiliki aspek yang luas, kita perlu dan dapat merancang kegiatan-kegiatan yang lebih berkualitas untuk anak-anak kita.

Agar anak memiliki kemanusiaan yang lebih lengkap, anak tak cukup hanya memahami pengetahuan dan memiliki wawasan yang luas saja. Anak perlu diperkaya dengan aspek kegiatan lain, baik melalui sistem persekolahan, kegiatan bersama keluarga, dan di masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *